Tanpa sadar terjebak rasa
Dengan sengaja mencuri-curi
Diam-diam ingkar janji
Pada Allah mengaku cinta
Walau pada kenyataanyaPada harta pada dunia
Tunduk seraya menghamba
Belajar dari IbrahimBelajar taqwa kepada Allah
Belajar dari Ibrahim
Belajar untuk mencintai Allah.... ( by : snada )
Ada cerita bagus neeh terkait Idul Adha/Idul Qurban)Diambil dari sebuah milis. Mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran untukkita semua, terutama untuk saya sendiri.
Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan. Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan Nabi Allah Ibrahim & Nabi Ismail.
Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya."
Berapa harga kambing yang itu pak?" ujarku menunjuk kambing coklattersebut." Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua jutarupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya." Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi." Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" sipedagang bertahan." Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama" Maaf pak, masih jauh. " ujarnya cuek.Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya." Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?"ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah." Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri.Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi.
Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayanbila ada perbedaan harga lima ratus ribu. Kebetulan dari tempatpenjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti banbelakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit." Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh riburupiah" katanyaBelum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian"korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar." Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek. " kata si pedagang setengahmalas menjawab setelah melihat penampilan si kakek." Weleh larang men regane (mahal benar harganya)?" kata si kakek dalambahasa Purwokertoan " bisa di tawar-kan ya mas?" lanjutnya mencoba negosiasi juga." Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni." Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki(Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini)Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas. " katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya.
Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya." Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumahya mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.
Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu." Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yang cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek " mau di antar ke mana mbah?"(tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)"Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisaditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya " tulung anterke ningdeso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampenening mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman, takon aeumahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda PasirMukti, InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudahtahu). "Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah disepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang disandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trailmilikku. Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap dikayuhnya tetap dengan semangat. Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untukdirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek. Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-ratapenduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan.Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilankusebagai Manajer perusahaan swasta asing. Yang sanggup membeli rumah dikawasan cukup bergengsi Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yangharga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya Yang sanggup mengkoleksi "raket" hanya untuk olah-raga seminggu sekali Yang sanggup juga membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus. Tapi apa yang aku pikirkan? Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku di dunia fana.Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kalisaat membelinya.
Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia, balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu..Amin
sumber: e-mail dari seorang ikhwah
gambar: nurnana.files.wordpress.com/2007/12/senyum-ka...
1 komentar:
Subhanallah, ceritanya bagus, ngingetin kita buat bersyukur, jd kesindir, perilaku qta kan ky org kbykn,good story...we never knew, how we so naif, until we know some one is better...
BTw andri, tnyt cakep sekali, ga nyangka.....KAMBINGNYA!!!!!!
Posting Komentar