Bermain dan Belajar di Saung Mang Ujo
Liputan6.com, Bandung:
Memainkan alat musik angklung tidaklah semudah yang dibayangkan. Perlu kepekaan rasa untuk menggoyangkan angklung agar bisa mengeluarkan bunyi empuk dan bernada. Ingin bisa bermain angklung? Datang saja ke Saung Mang Ujo di Padasuka, Cicaheum, Bandung, Jawa Barat. Pengurus Saung Mang Ujo akan memberikan bimbingan, bahkan sampai mengajari cara membuat angklung. Saat ini, padepokan menampung murid taman kanak-kanak sampai sekolah menengah umum yang berminat mempelajari alat musik tradisional khas Tanah Parahyangan tersebut.Ketika didirikan sekitar 1938, almarhum Daeng Sutigna hanya berniat melestarikan kesenian lokal. Belakangan, bunyi-bunyian yang ditimbulkan dari angklung ternyata mampu menyedot perhatian luar biasa. Hampir setiap hari padepokan dipadati pengunjung, dari yang hanya ingin sekadar menikmati alunan bunyi angklung, sampai yang berminat mendalami. Akhirnya Daeng Sutigna makin serius mengelola saungnya. Dia membentuk kelompok angklung dengan jumlah pemain lebih banyak. Keseriusan Daeng Sutigna berbuah hasil. Kelompok angklungnya sempat tampil di depan para Kepala Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung pada 1955.Kini, meski sang pendiri sudah meninggal dunia, pewarisnya yakni Mang Ujo dan Erwin Anwar tetap bertekad meneruskan cita-cita Daeng Sutigna. Agar mengikuti perkembangan zaman, Mang Ujo memadukan bunyi angklung dengan alat musik lain, seperti kendang, piano, organ, atau gitar. Bahkan Mang Ujo membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung. Programnya adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekaligus menimba ilmu tentang cara membuat alat musik yang mengambil bahan dasar bambu hitam ini.Mang Ujo kemudian mengembangkan konsep padepokan tidak hanya sekadar membuat angklung, tapi juga kerajinan tangan lain. Dengan mengangkat sejumlah pegawai, Saung Mang Ujo sekarang memasarkan berbagai suvenir, antara lain hiasan dinding atau miniatur kapal dan rumah adat.Untuk mempopulerkan paduan seni musik dan kerajinan tangan, Mang Ujo menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Madya Bandung atau biro wisata setempat. Rombongan tamu lokal maupun asing akan dijamu konser angklung, pertunjukkan tari topeng, arak-arakan sunat, dan wayang golek. Para pemain seluruhnya, ya bocah-bocah yang tergabung dalam kelompok kesenian Mang Ujo tadi. Respons turis dalam konser sangat positif. Sebagian wisatawan bahkan tak segan ikut berlenggak-lenggok mengikuti alunan musik angklung.(KEN/Inka Prawirasasra dan Effendi K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar